Biosfer (Wallace dan Weber)
PETA WILAYAH PENYEBARAN TUMBUHAN DAN HEWAN,
GARIS WALLACE DAN WEBER,
SERTA ENAM DAERAH
PENYEBARAN BIOTIK DI DUNIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persebaran
hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, iklim dan biotik
yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga akhirnya
menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.
Di samping itu faktor sejarah geologi juga
mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut
pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif.
Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, maka seringkali
mengadakan migrasi ke tempat lainnya secara besar-besaran. Oleh karena itu pola
persebaran fauna tidak seperti persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu
wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Dari sedikit keterangan di atas, maka kami
akan membuat makalah dengan judul “Peta Wilayah Penyebaran Tumbuhan dan
Hewan, Garis Wallace dan Weber, serta Enam Daerah Penyebaran Biotik di Dunia”
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa yang di
maksud dan tujuan dari garis Wallace dan Weber?
2. Apa
sajakah enam wilayah penyebaran biotik yang ada di dunia?
3. Dimanakah letak garis
Wallace dan Weber yang ada diIndonesia?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini, diantaranya:
1. Mengetahui maksud dan
tujuan dari garis Wallace dan Weber
2. Mengetahui enam wilayah
penyebaran biotik yang ada di dunia
3. Mengetahui letak garis
Wallace dan Weber yang ada diIndonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Garis Wallace
Garis Weber
Dalam
membahas ilmu geografi tumbuhan dan hewan, kita tidak terlepas dari seorang
ahli ilmu alam dari Inggris, yaitu Alfred Russel Wallace (1823-1913). Dia
mempelopori penyelidikan secara modern tentang Geografi hewan terlepas dari
teori Darwin. Dia mendalilkan suatu garis khayal sebagai pemisah antara dunia
hewan Australis dan Asiatis. Alfred Russel Wallace mengadakan penelitian
mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian
Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab
itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan
batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia.
Kawasan Wallacea: meliputi wilayah Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki
hewan-hewan khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan
Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di
Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian
Timur. Garis batas tersebut
dinamakan garis Weber.
B. Wilayah Penyebaran Biotik di Dunia
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya
meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan
Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas didaerah ini adalah: gajah Afrika, badak
Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah, harimau. Mamalia endemik di wilayah
ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir.
2. Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi
hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai
Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat
Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan
wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi
permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis
fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina,
unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan
beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain
kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang
telah menyebar ke wilayah lainnya.
3. Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya
meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan
Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di
Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung.
4. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya
meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di
wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang.
Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama
(sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah.
Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena
jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies
monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa
spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
5. Wilayah Oriental
Untuk daerah oriental,
daerah penyebaran biotiknya meliputi daerah Asia bagian selatan pegunungan
Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan,
Sulawesi, dan Filipina. Fauna yang terdapat di daerah penyebaran ini misalnya:
Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini
hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah
harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan
lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis
reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian
antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan
bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
Fauna ini tersebar di
bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
6. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia,
Selandia Baru, Irian, Maluku, pulau-pulau di sekitarnya, dan kepulauan di
Samudera Pasifik. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala,
cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang
khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua,
dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.
Fauna yang terdapat di wilayah ini terdapat di
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya
mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga
disebut fauna dataran Sahul., contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus,
burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi.
Garis Wallace dan Weber di Indonesia
Hewan-hewan yang berada di Oriental dan
Australis batas pertemuannya dari kedua jenis hewan tersebut berada di
kepulauanIndonesia. Begitu juga dengan jenis-jenis tumbuhan yang dikemukakan
oleh Weber. Batas masing-masing jenis hewan dan tumbuhan yang dikemukakan oleh
kedua ahli tersebut dibuat garis khayal yang memisahkan golongan hewan dan
tumbuhan Asiatis, golongan hewan dan tumbuhan peralihan antara Asiatis dan
Australis, dan golongan hewan dan tumbuhan Australis.
Oleh
karena itu, Kepulauan Indonesia dibagi menjadi tiga golongan hewan dan tumbuhan
berdasarkan jenis persebarannya.
1. Asiatis/Oriental
Daerah ini juga disebut
daerah fauna dataran Sunda. Fauna Asiatis antara lain adalah: gajah India di
Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di
Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang utan di Sumatera dan
Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu di
Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di Kalimantan tidak terdapat
harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti monyet, musang, anoa,
dan rusa. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak terbang yang termasuk
binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini adalah, badak
bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten Nias,
Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
Flora di dataran Sunda
disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan
Asia. Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis
rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah
dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Hal ini
dikarenakan sejarah geologi dulu bahwa dataran sunda bergabung dengan benua Asia.
Di dataran Sunda banyak
dijumpai tumbuhan endemic, yaitutumbuhan yang hanya terdapat pada tempat
tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah
lain. Tumbuhan endemic tersebut terdapat di Kalimantan sebanyak 59 jenis
dan di Jawa 10 jenis. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di
perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang
hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
2. Australis
Fauna yang terdapat di wilayah ini terdapat di
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai
kesamaan dengan binatang-binatang di benuaAustralia. Daerah ini juga disebut
fauna dataran Sahul., contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, burung
cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi.
Flora
yang ada di dataran Sahul disebut juga flora Australis sebab
jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia. Dataran Sahul yang
meliputi Irian Jaya dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya memiliki corak
hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, dengan ciri-ciri sangat lebat dan
selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis
tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m,
berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan
kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis kayu yang punya nilai ekonomis
tinggi tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam,
dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrove dan pandan,
sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di daerah pegunungan
terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan endemik daerah ini.
3. Daerah Peralihan
Fauna
peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah fauna
Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di dataran Sunda
dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul. Contoh faunanya
antara lain: babi rusa, anoa, kuskus, biawak, katak terbang. Katak terbang ini
juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah fauna peralihan juga terdapat fauna
endemik seperti: Komodo di P.Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau
liar), burung Kasuari di Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan
Flora yang terdapat di
daerah peralihan ini meliputi pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Pulau-pulau ini disebut daerah peralihan karena flora di daerah peralihan,
mempunyai kemiripan dengan flora yang ada di daerah kering di Maluku, Nusa
Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan
yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan
dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yang
terdapat di daerah Peralihan meliputi: Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan Nusa
Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.
Pembagian
flora dan fauna di Indonesia tersebut didasarkan pada faktor geologi. Yang
secara geologi pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia
sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia.
Oleh karena itu tumbuhan dan hewan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip
dengan tumbuhan dan hewan di Indonesia Barat. Demikian pula ciri-ciri tumbuhan
dan hewan di Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan dan hewan di benua
Australia.
BAB
III
PENUTUP
- Ringkasan
v Garis Wallace dan
Weber dibuat oleh Alfred Wallace dari Inggris, dan Weber dari Jerman
sebagai pemisah antara tumbuhan dan Hewan Asiatis dengan Australis
v Ethiopian,
wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara,
Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia
v Paleartik,
wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni
Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris
di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika
paling Utara
v Neartik, wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland
v Netropical,
wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian
besar Meksiko
v Untuk
daerah oriental, daerah penyebaran biotiknya meliputi daerah Asia bagian
selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera,
Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina
v Wilayah
ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, pulau-pulau di
sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik
- Kesimpulan
Garis Wallace dan Weber adalah garis khayal yang
dibuat sebagai garis pemisah antara tumbuhan dan hewan Asiatis/Oriental dengan
Australis. Garis
ini dibuat oleh ahli ilmu alam yang bernama Alfred Wallace dari Inggris dan
Weber dari Jerman. Dari pembuatan garis Wallace dan Weber tersebut, maka di
Kepulauan Indonesia terdapat tiga golongan tumbuhan dan hewan. Yang pertama,
yaitu Asiatis/Oriental yang berada di sebelah barat garis Wallace. Yang kedua,
yaitu peralihan yang berada diantara garis Wallace dengan Weber. Yang ketiga,
yaitu golongan Australis yang berada di sebelah timur garis Weber.
Selai itu, Wallace juga
membagi wilayah penyebaran tumbuhan dan hewan di dunia ini menjadi enam wilayah,
yaitu Australi, Oriental, Paleartik, Neartik, Neotropical, dan Ethiopical.
Daftar
Rujukan
Fatchan, Ahmad. Tanpa
tahun. Geografi Hewan. Universitas Negeri Malang: Malang
Maryati, Sri dkk. 2003. Buku
Penuntun Biologi SMU. Erlangga: Jakarta
Mustofa,
Bisri dan Setiyawan, Inung. 2007. Kamus Lengkap Geografi.Panji
Pustaka: Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar