Outline Seminar "Save Our Earth"
Outline
Seminar dan Workshop “Save Our Earth”
Disusun
: Rosmalia Eva, S.Pd
(Hasil Seminar dan Workshop “Save
Our Earth”)
1. Pemateri
: Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA
(Menteri
Negara Lingkungan Hidup)
2. Judul
: Pelestarian Lingkungan dengan
Pendekatan Ekonomi Hijau (Green
Economy) dan Perubahan Perilaku
Masyarakat
Tiga hal penting diperingatinya Hari Bumi
yaitu:
a. Hari bumi merupakan wujud rasa cinta dan
tanggungjawab kita terhadap planet Bumi.
b. Tahun ke-20 dimulainya komitmen dan langkah
masyarakat dunia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
c. Green
Economy: Does it include you?
“Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan Hidup”
Bumi sebagai penyedia sumberdaya alam dan
lingkungan hidup bagi pembangunan, sekaligus penyedia jasa bagi penampung dan
pemulihan residua tau limbah akibat pembangunan. Hamper seluruh sungai di
Indonesia telah tercemar dengan derajat yang berbeda-beda. Deforestasi mencapai
1,17 juta hektar per tahun. Terumbu karang 70% dalam kondisi rusak.
Indeks kinerja lingkungan hidup Indonesia
berada pada peringkat 74 dari 132 negara dengan skor 52.29. pencemaran dan
kerusakan lingkungan tersebut berdasarkan studi Bank Dunia yang dilakukan oleh
Leitmenn et al (2009) telah menggerus 5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Sumber penyebab pencemaran dan kerusakan
lingkungan adalah perilaku manusia yang belum ramah terhadap lingkungan. Salah satu
pendekatan yang marak dibicarakan adalah Ekonomi Hijau atau Green Economy.
Ekonomi hijau dapat diartikan sebagai
ekonomi yang dapat menghasilkan kesejahteraan dan keadilan sosial umat manusia
yang lebih baik, mengurangi resiko lingkungan dan kerusakan ekologis. Dalam konteks
penerapannya di Indonesia, ekonomi hijau memiliki empat unsur yaitu:
a.
Pengentasan
kemiskinan
b.
Pekerjaan
yang layak
c.
Pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan
d.
Internalisasi
lingkungan dalam semua aktivitas pembangunan (Pro Poor, Pro Jobs, Pro Growth and Pro Environment).
Konfrensi Tingkat Tinggi
Pembanguna Berkelanjutan ini akan berlangsung pada akhir Juni 2012 atau yang
dikenal sebagai Konferensi Rio+20, bertujuan untuk memperkuat komitmen global
dalam implementasi pembangunan berkelanjutan pada semua tingkatan.
1. Pemateri : Ketua Badan Informasi Geospasial
2. Judul
: Peran Informasi Geospasial dalam
rangka Melestarikan Bumi
Peran
Informasi Geospasial dalam rangka menyelamatkan bumi adalah:
a.
Menyelamatkan
bumi dapat dilakukan dengan melakukan pembangunan yang berwawasan lingkungan
b.
Memerlukan
data dan informasi geospasial yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan
Infrastruktur
Informasi Geospasial Perpres No.85/2007
Google
Earth
a.
Belum ditransformasi
sehingga ketepatan geometrisnya belum terpenuhi.
b.
Hanya dapat
dipergunakan untuk overview.
c.
Tidak dapat
diolah sebagai data IG (Informasi Geospasial)
INA-Geoportal
(http://maps.ina.sdi.or.id)
a.
Sudah ditransformasi
sehingga geometrisnya dapat dipertanggungjawabkan dari sisi kaidah pemetaan,
bentuk, dimensi, orientasi, skala dan resolusi.
b.
Dapat diolah
lebih lanjut untuk kepentingan analisis keruangan
1. Pemateri
: Dekan FITB-ITB
2. Judul
: Peningkatan Mutu SDM di Bidang “Ilmu
Kebumian”
Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian (FITB) di
ITB membawahi empat program studi (prodi) untuk tahan sarjana yaitu Prodi
Teknik Geologi, Teknik Geodesi dan Geomatika, Oseanografi dan Meteorologi.
Jika mahasiswa belum puas dengan studi di
tingkat sarjana, mereka dapat melanjutkan program magister dan doktor. Prodi Sains
Kebumian, Prodi Magister Teknik Air Tanah dan Magister Administrasi Pertanahan.
1. Pemateri
: Balitbang Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Judul : Revitalisasi Pendidikan Geografi Pada
Jenjang Pendidikan Dasar
dan
Menengah
RPJMN
20120-2014
Metodologi:
pendidikan tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun
memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap
budaya-bangsa Indonesia.
Strategi
Penyempurnaan Kurikulum:
a.
Penguatan
terhadap pelaksanaan kurikulum yang berlaku di sekolah
b.
Penataan
ulang kurikulum sekolah menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah dan sekolah.
Untuk
mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk
mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan
kewirausahaan. Penguatan tersebut dengan menggunakan pendekatan belajar aktif.
Perubahan-perubahan
yang harus terjadi pada KTSP
a.
Pengelolaan
Kurikulum Berbasis Sekolah
b.
Perubahan
pada kegiatan belajar mengajar
c.
Perubahan
pada penilaian kelas
d.
Pelaksanaan
remediasi dan pengayaan secara efektif
Revitalisasi
Pendidikan Geografi
a.
Metodologi
Pembelajaran Aktif/Kontekstual (Kurangi Ceramah)
b.
Memanfaatkan
sumber belajar geografi yang melimpah
c.
Keterbatasan
alat, meminta bantuan kepada Perguruan Tinggi Pamong
d.
Penguatan
dan penataan kurikulum (pembenahan SK-KD jenjang SD, SMP, SMA dan struktur
kurikulum sehari 3 mata pelajaran)
Permasalahan
Pendidikan Geografi
Rutinitas
hapalan dan sarana juga sumber belajar kurang memadai. Selain itu kurikulum
kurang tepat sasaran (SMA IPA kelas 11 dan 12 TIDAK DAPAT)
1. Pemateri :
Budhy Andono Soenhadi
2. Judul :
Penyiapan SDM untuk Implementasi UU Informasi Geospasial
Tantangan,
Pengadaan Jaringan Kontrol Geodesi, Koordinasi penyelenggaraan IG tematik dan
penyelenggaraan infrastruktur Informasi Geospasial
a.
Dengan
luasnya wilayah Indonesia, perlu perluasan dan perapatan jaringan control geodesi
untuk mendukung program pemetaan dasar
b.
Titik control
geodesi dan stasiun pasang surut juga dimanfaatkan untuk kepentingan
kebencanaan seperti Tsunami Early Warning
System
c.
Penyelenggaraan
IG Tematik dilakukan berbagai kementrian/lembaga sehingga perlu penyelarasan
untuk menghindari tumpang tindih maupun gap
d.
Koordinasi
anggaran sehingga sumberdaya nasional dapat teroptimalkan
e.
Standarisasi
data untuk memungkinkan integrasi
f.
Standarisasi
data untuk menjamin interopabilitas.
g.
Edukasi
lembaga dan pemerintah daerah tentang pentingnya IG dan jaringan IG.
Kebutuhan
SDM IG
Untuk memenuhi kebutuhan SDM IG di
Lingkungan Pemerintah BIG menjadi Pembina jabatan fungsional di bidang IG,
peninjauan ulang pedoman jabatan fungsional surveyor, peningkatan jumlah SDM
yang menduduki jabatan fungsional di bidang IG dan pengkajian berkenajutan
untuk peningkatan kualitas dan kuantitias jabatan fungsional di bidang IG.
KURIKULUM GEOGRAFI :
Permasalahan dan Solusinya
Pemateri
:
1. Prof. Dr. Ir. Ketut Wikanta (Dosen Prodi
Geodesi dan Geomatika ITB)
Hasil
Workshop:
Geografi For All
Geografi adalah ilmu (cara) yang
mempelajari, menjelaskan serta memahami objek dan (atau) fenomena-fenomena
beserta hubungannya yang terjadi di atmosfer, biosfer, litosfer dan antroposfer
(Wikanta, 2012).
Geografi mempunyai paradigm
Sintesis-Holistik yang meliputi pendekatan, geografi fisik dan geografi
manusia. Pendekatan sintesis-holistik ini meliputi statistic, analisis, model
dan system informasi dan pendukungnya. Geografi fisik meliputi hidrologi,
klimatologi, biogeografi, geomorfologi, meteorology dan pedologi. Sedangkan
geografi manusia menitikberatkan kepada geografi sosial, geografi budaya,
geografi ekonomi, behavioural geography,
geografi politik dan geografi penduduk (Wikanta, 2012).
Perlunya sosialisasi yang lebih intensif
terkait dengan pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah berbasis
ilmu-ilmu kebumian (geografi) ke pihak eksekutif dan legislatif melalui
asosiasi profesi/paguyuban bekerjasama dengan komunitas lainnya seperti
perguruan tinggi. Serta perlu disusunnya naskah akademik sebagai dasar kuat
untuk memberikan penjelasan terkait pentingnya pendidikan ilmu kebumian
(geografi) pada pendidikan menengah.
Membangun kecerdasan geo-spasial sejak dini
yang meliputi tiga pilar yaitu kecerdasan logic-matematik (member solusi secara
logis), kecerdasan visual-spasial (pengenalan objek secara gambar/keruangan)
dan kecerdasan naturalis (mengenal lingkungan). Hal itu dapat dilakukan dengan
cara membangun dan memperkuat kegiatan-kegiatan ilmiah yang terkait dengan
ilmu-ilmu kebumian melalui kegiatan ekstra-kurikuler, kompetensi/lomba (olimpiade),
pembentukan pusat unggulan (COE) kebumian.
2. Prof. Dr. Enok Maryani, M. Si (Dosen
Geografi UPI dan Pendiri APGI)
Kurikulum Geografi
Pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
yang diperoleh dalam mata pelajaran geografi diharapkan dapat membangun kemampuan
peserta didik untuk bersiakap, bertindak cerdas, arif dan bertanggungjawab
dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi dan ekologis.
Tujuan pembelajaran geografi dalam
pengetahuan adalah untuk mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan
dengan pola keruangan dan proses-prosesnya, mengembangkan pengetahuan
sumberdaya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan. Selain itu
juga untuk mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar dan wilayah Negara/dunia.
Tujuan pembelajaran geografi dalam
keterampilan, guna untuk mengembangkan keterampilan lingkungan fisik, sosial
dan binaan. Mengambangkan keterampilan, mengumpulkan, mencatat dan informasi
yang berkaitan dengan aspek keruangan dan mengembangkan keterampilan analisis,
sintesis, kecenderungan dan hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.
Sikap yang diharapkan dimiliki oleh siswa
adalah menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi
di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab
terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan kepekaan terhadap
permasalahan dalam memanfaatkan sumberdaya, mengembangkan sikap toleransi
terhadap perbedaan sosial dan budaya dan mewujudkan rasa cinta tanah air dan
persatuan bangsa.
Dimensi literasi sain untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan
berdasarkan bukti dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan
interaksi manusia dengan alam.
Geografi wajib diajarkan di berbagai
jenjang pendidikan termasuk jurusan IPA di SMA, dengan alas an akademik sebagai
berikut:
a.
Linieritas
keilmuan (Geografi UI, UGM dan Kebumian ITB) berada di bawah naungan
IPA/Kebumian.
b.
Geografi
bagian dari Geosains
c.
Kurikulum
ilmu kebumian menuntu adanya standar informasi system, pemetaan, equilibrium
dan stabilitas, pattern change,
interconnectedness, connection, dan pemecahan masalah disiplin ilmu.
d.
Olimpiade
kebumian: membutuhkan ilmu kebumian secara holistic dan integrativefantara
fisikal, pengaruh dan manfaatnya bagi umat manusia.
3. Dr. Budi Bramantyo (Dosen Prodi Geologi
ITB)
Usulan Revitalisasi Kurikulum
Geografi
Bagi
pengembang kurikulum dan atau pihak yang akan membuat garis-garis besar standar
isi geografi untuk satuan pendidikan SMA, hendaknya memperhatikan:
a.
Geografi
secara disiplin ilmu akademik memiliki landasan filosopis yang sangat jelas
serta body of knowledge yang dapat dipertanggungjawabkan.
b.
Pengembangan
pendidikan karakter serta cinta tanah air/nasionalisme tidak mungkin terwujud
tanpa melibatkan secara penuh mata pelajaran geografi. Kajian komprehensif
mengenai tanah, air dan udara sangat jelas dibahas melalui objek kajian
geografi.
c.
Pengerdilan
muatan geografi di tingkat persekolahan, secara perlahan akan menurunkan
semangat memiliki tanah air dan membutakan domain nasionalisme, berkurangnya
rasa tanggung jawab terhadap kepemilikan potensi sumberdaya, yang pada akhirnya
akan mengencam kedaulan Indonesia sebagai suatu Negara. Pengerdilan terhadap
muatan geografi di tingkat persekolahan, dapat dikategorikan sebagai upaya
sistematis untuk menghancuran bangsa.
d.
Objek
material geogarfi, seperti litosfera, atmosfera, hidrosfer, antroposfer dan
biosfer dengan beberapa ilmu bantunya akan dapat memberikan peletak dasar
pengembangan peserta didik masa depan untuk melanjutkan ke berbagai program
studi di perguruan tinggi.
e.
Pelajaran
geografi sangat layak untuk diberikan kepada seluruh peserta didik SMA tanpa
memilah secara dikhotomis IPA dan IPS. Struktur materi disesuaikan dengan
karakteristik program. IPA lebih menitikberatkan kepada kajian sosial budaya
sebagai produk interaksinya penduduk dengan lingkungan fisik.
Bandung, 22 Mei 2012
Komentar
Posting Komentar